Jumat, 13 Juni 2014

Sejarah Desa Damarsi

Damarsi adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. sekolah SMP Wahid Hasyim 11 berdiri pada tahun 1994 yang diprakarsai oleh: Bpk Abd Madjid, Drs H.Musta'in Baladan Sag dan mantan kades terdahulu. Dan salah satu tim sepak bolanya yang terkenal dengan nama PERSADA Damarsi, di tambah lagi dengan Grup musik Tradisional PATROL yang diberi nama UPO YO UPO pernah menjuarai lombah PATROL tingkat kabupaten. Perumahan Eliet pertama yang berdiri adalah GRAHA JUANDA yang terletak diutara yang berbatasan langsung dengan Kawasan Sedati. mayoritas penduduknya adalah petani dan buruh pabrik.


Sejarah Singkat

Damarsi berasal dari kata DAMAR = Lampu dan WESI = Besi, jadi Damarsi berasal dari gabungan dua kata DAMARWESI yang berarti lampu yang terbuat dari besi, sedangkan damarwesi sendiri masih ada hubungannya candi TAWANGALUN yang berada di desa BUNCITAN Kecamatan SEDATI.

Adapun Sejarah nya sebagai Berikut:

pada masa kerajaan Mojopahit ada seorang penguasa yang bernama Resi Tawangalun dia adalah penguasa di daerahnya, Raja Mojopahit tidak suka dengan daerah yang di kuasai Resi Tawangalun karena orang-orang daerah tersebut terkenal kasar-kasar dan mempunyai kebiasaan memakan daging mentah. Resi Tawangalun mempunyai putri yang bernama putri Alun. Suatu ketika putri Alun menyukai Raja Brawijaya yaitu Raja Mojopahit di masa itu. Putri Alun meminta kepada ayahnya Resi Tawangalun untuk mengubah dirinya menjadi cantik agar Brawijaya tertarik pada dirinya. Suatu ketika karena keegoisan sang raja Brawijaya beliau mempersunting putri Alun untuk menjadi selirnya, lama kelamaan sifat asli putri Alun muncul dan terlihat oleh orang istana ketika putri Alun melihat daging yang berada di depannya dan dia memakan mentah-mentah daging tersebut. Kabar berita kalau putri Alun memakan daging mentah tersebut sampai di telinga Sang Raja, Raja Brawijaya marah dan kesal saat mendengar kabar tersebut, tanpa pikir lagi sang raja mengusir putri Alun dari istana dalam keadaan hamil. Putri Alunpun kembali ke ayahnya dan melahirkan anak yang di beri nama Aryo Damar. Waktu terus berjalan dan Aryo Damar sudah besar awalnya Aryo Damar mengira kalau Resi Tawangalun adalah ayahnya tetapi dia ada keraguan karena ibunya memanggil Resi Tawangalun dengan sebutan ayah. Aryo Damar penasaran dan dia menanyakan kepada ibunya siapa sebenarnya ayah kandungnya, putri Alun pun menjawabnya bahwa raja Brawijaya adalah ayah kandungnya. Aryo Damar kemudian meminta restu dari ibu dan kakeknya untuk mencari ayah kandungnya. Ketika Aryo Damar sudah sampai di Mojopahit dan bisa menghadap ke raja Brawijaya, Aryo Damar mengaku bahwa dia adalah anak raja Brawijaya dari selir putri Alun, Raja Brawijaya tidak mau mengakui dia sebagai anaknya karena masih dendam telah ditipu. Raja pun memberi syarat yang mustahil untuk dipenuhi oleh Aryo Damar dan jika dia bisa memenuhi syarat tersebut Raja Brawijaya mau mengakui Aryo Damar sebagai anaknya. Syarat yang pertama adalah membuat damar (lampu) yang tidak ada gantungannya. Karena Aryo Damar keturunan orang-orang sakti dia bisa membuat damar dari besi yang tidak ada gantungannya (yang sekarang menjadi nama desa DAMARSI dan lampu itu masih ada hingga sekarang, tapi hanya orang tertentu saja yang dapat melihatnya). Sang Raja belum bisa menerimanya dan memberi syarat yang ke dua kepada Aryo Damar, Aryo Damar disuruh mencari dan membawa tanah dari tempat asalnya (tanah yang tandus, Sedati) yang harus sama dengan tanah yang berada di kerajaan (tanah yang subur, Trowulan) Aryo Damar berhasil melaksanakan tugas tersebut dengan meminta bantuan kakeknya, Raja Brawijaya makin kesal dengan Resi Tawangalun karena dia membantu cucunya, Raja Brawijaya yang sudah terlanjur kesal dengan Resi Tawangalun, dia memberikan syarat yang terakhir yaitu jika dia bisa membunuh Resi Tawangalun maka Aryo Damar akan diakui menjadi anaknya. Sebenarnya Aryo Damar bisa melaksanakan tugas tersebut akan tetapi dia bingung harus bagaimana. Putri Alun prihatin terhadap nasib anaknya dan mendirikan sebuah candi sebagai wujud rasa kasihnya terhadap Aryo Damar. Aryo Damar masuk ke dalam candi yang memang khusus di buat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, Aryo Damar berfikir tentang makna-makna kehidupan dan juga pilihan-pilihan yang harus dia pilih, karena terlalu lamanya berada di dalam candi sampai-sampai keberadaannya tidak di ketahui lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar